Foto Ihwansyah Sala Satu Petani Jagung |
Dompu, l BidikInfoNews.com - Kenaikan harga kebutuhan Pokok pertanian menjadi momok yang sangat menakutkan bagi para petani yang ada di beberapa wilayah Kabupaten Dompu NTB saat ini.
Hal itu terjadi pasalanya disetiap masuk musim tanam beban berat para petani yaitu, selalu dibenturkan dengan kenaikan harga seperti obat obatan pupuk dan kebutuhan lainya,
Baca Juga:diduga tuding wartawan pemeras uang
"Naiknya harga obat obatan menjadi masalah yang sangat serius yang dihadapi oleh kami selaku petani saat ini, pasalnya di musim tanam tahun ini mau tidak mau kami harus utang lagi untuk memenuhi kebutuhan ini. Biasanya biayah kebutuhan 1 Hetar 10 juta rupiah, Namun saat ini biayah tersebu bertambah mencapai 15 juta rupiah, persoalan tersebut dialami oleh petani hampir setiap Desa yang ada di Kabupaten Dompu,"Terang Ihwansyah Sala Satu petani yang ada di desa O,o saat ditemui oleh media ini di lokasi lahannya. Senin (15/11/21).
Lanjut Ihwansyah mengatakan, Beberapa bulan lalu harga obat obatan seperti, Lindomin, Basmilang, Gramacone, dan lain lain, 60 sampai 70 ribu perbotol, Namun semua itu naik melonjat hinga mencapai harga 120 ribu sampai 125 ribu perbotolnya.
"Naik nya harga obat obatan yang sangat tinggi ini, menjadi momok bagi kami para petani, disisilain yang juga menjadi pertanyaan bagi kami, sejauh mana tingkatan kinerja serta interfensi pemerintah daerah dan 30 anggota DPRD Dompu dengan adanaya kenaikan harga Ini. Untuk itu, kami berharap terhadap pemerintah serta 30 anggota DPRD agar bersikap tegas terkait person Ini,"Ihwansyah.
Foto Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Kabupaten Dompu, Arifin, S.Sos. Dok. Bidikinfonews.com |
Menangapi berbagai keluhan masyrakat yang ada dibeberapa Desa tersebut, Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Kabupaten Dompu, Arifin, S.Sos berencana ingin menemui DPRD Dompu dan lembaga konsumen obat guna menyampaikan aspirasi dari sejumlah Kepala Desa dan masyarakat yang berteriak akibat kenaikan harga obat semprotan mencapai 40 persen di tahun 2021 ini.
Keluhan tersebut direspon Ketua APDESI, dia berencana akan melakukan pertemuan terlebih dahulu dengan seluruh Kepala Desa guna membahas persoalan yang ada dan mencoba untuk berkomunikasi juga dengan lembaga konsumen yang menangani obat tersebut sebelum menemui DPRD Dompu.
Pasang Iklan Disini :
"Bagaimana langkah mereka yang punya gawe nanti, tentu kita akan tau, baru kita akan datangi DPR untuk mengundang para pengusaha ini dan mempertanyakan mengapa sampai obat ini bisa naik hingga 30-40 persen ini" Kata Ketua APDESI yang ditemui media ini.
Keluhan masyarakat petani menjadi keharusan bagi Ketua APDESI untuk memperjuangkan hak mereka, sebab, menurut pria yang menjabat sebagai Kepala Desa Riwo ini, kedaulatan petani harus dipacu baru bisa mendapatkan kesejahteraan.
"Satu saja orientasi saya, "kedaulatan petani" kedaulatan petani harus dipacu baru mendapatkan kesejahteraan" Pungkasnya.
Terkait persoalan ini, Arifin berharap DPRD Dompu harus mengambil sikap.
"Sebelum kami dari APDESI bertemu dengan Lembaga Konsumen ini, kami minta juga DPR untuk mengundang mereka kalau perlu undang kami Kepala Desa juga agar kami sampaikan bagaimana penderita masyarakat petani kita sekarang" tandasnya.
Sebelumnya, Arifin, S.Sos mengaku telah menerima keluhan dari masyarakat dan sejumlah Kepala Desa tentang kenaikan harga obat. Dari informasi itu ia mencoba mengambil beberapa sampel di sejumlah toko untuk memastikan kebenaran informasi itu.
"Saya sudah mengambil sampelnya juga, sebagai ketua APDESI saya mewakili mereka akan menyampaikan hal ini. Apa sikap DPRD? Apa sikap lembaga konsumen? Itu yang kami tunggu" Kata Arifin. (fhen).