Harga Gabah Anjlok, Harga Beras Meroket, Kinerja Bupati Dipertanyakan

Kategori Berita


.

Harga Gabah Anjlok, Harga Beras Meroket, Kinerja Bupati Dipertanyakan

22 Mar 2022
Foto Suasana Pasar Bawah Dompu NTB 

Dompu, Bidikinfnews.com - Ditengah Kisruh tentang Anjloknya harga beli Gabah Petani yang kini masih belum menuai titik terang, namun kini masayrakat dompu kembali dicekik dengan kenaikan harga beras di pasaran.


Haraga gabah dan beras saat ini sangat dampak terberbalik, dimana harga gabah ditingkat lapangan sekarang berkisar antara 3.500/3.800 per kilogram, sementara harga beras ditingkat lapangan (red pasar) melonjot hingga mencapai 11.000 rupiah perkilonya, 


Baca Juga :Anjloknya Harga Gabah, Suharlin: Cabut Ijin Bulog, Bupati Penuhi Janji Politiknya


Hal itu disampaikan oleh Nur Aini didampingi oleh suaminya, Warga Monta Baru Kacamatan Woja Kabupaten Dompu NTB saat ditemui oleh media ini di Pasar Atas Dompu Selasa (22/03/22).


"Kenaikan harga beras saat ini sangat menyulitkan kami sebagai masayrakat ekonomi lemah, Kemarin baru saya tau harga beras 11.000 rupiah, sementara beberapa bulan lalu harga beras 10.000. Saya berharap dan meminta kepada pihak pemerintah daerah, agar benar-benar perhatikan keluhan kami soal harga beras yang semakin hari semakin meningkat,"Terang Nur Aini. 

Toko Sembako Dipasar Bawah Dompu


Kenaikan harga beras dan anjloknya harga gabah itu terjadi, karena tidak adanya gerakan serta kontrol pihak pemerintah daerah baik itu Dinas perdagangan dan Perindustrian dan Dinas Pertanian Kabupaten Dompu saat ini.


"Pihak pemerintah yaitu Bupati bagaimana kinerjanya sehingga seolah membiarkan para pedagang semaunya menetapkan naik turunya harga beras ini, menurut saya hal itu terjadi karena tidak adanya kerja nyata pihak pemerintah terkait melihat mengontrol serta mengintervensi harga pasar yang ada,"tegasnya. 


Harga beras mengalami kenaikan mulai pada bulan Januari 2022. Kenaikan ini lebih besar dibanding kenaikan pada bulan Desember 2021.


"Seluruh harga beras meningkat, baik beras di tingkat penggilingan, beras grosir, maupun beras eceran. Kenaikan disebabkan mungkin  faktor permintaan dan penawaran yang tidak seimbang baik ditingkat Bulog maupun ditingkat pengecer (red pasar) mungkin,"tutupnya Nur Aini. 


Pasang iklan Disini :


Sementara ditempat yang berbeda Pedagang sembako, Tuti (30 tahun) warga Kelurahan Karijawa, sejumlah kebutuhan pokok mengalami kenaikan harga."Iya benar, sudah beberapa pekan ini harga bahan pokok naik," ungkapnya, saat dikonfirmasi wartawan di lokasi pasar atas Dompu. 


Ia menyebut, Cabe kecil dari harga Rp.50 ribu naik menjadi Rp.70 ribu perkilo. Cabe kriting dari harga Rp.40 ribu naik menjadi Rp.50 ribu perkilo. Tomat dari harga Rp.5 ribu naik menjadi Rp. 8 ribu perkilo. 

Bawang merah dari harga Rp.5 ribu naik menjadi Rp. 8 ribu perkilo. "Begitu juga dengan bawang putih dari harga Rp.30 ribu naik menjadi Rp.35 ribu perkilo," jelasnya. 


Disela waktu, Pedagang Sembako, Nurjana (35 tahun) warga Lingkungan Kota Baru, Kelurahan Bada, juga membenarkan sejumlah bahan pokok mengalami kenaikan harga. Hal itu, terbukti Gula pasir dari harga Rp.13 ribu naik menjadi Rp.15 ribu perkilo. 


Beras ketan dari harga Rp.12 ribu naik menjadi Rp.18 ribu perkilo. Beras dari harga Rp.10.000 naik menjadi Rp.11 ribu perkilo."Begitu juga, Kacang ijo dari harga Rp. 20 ribu naik menjadi Rp. 23 ribu perkilo," ungkapnya. (bidik01).