Diduga Oknum Kepsek Didompu Pungli Dana PIP Siswa Dan Gaji Guru ASN Dengan Dana Bos

Kategori Berita


.

Diduga Oknum Kepsek Didompu Pungli Dana PIP Siswa Dan Gaji Guru ASN Dengan Dana Bos

21 Apr 2022
Foto Ketua Komite Sekolah SDN 17 Dompu NTB Saat Ditemui Oleh Sejumlah Awak Media Di Kediamannya di Desa Dorokobo. 

Dompu, Bidikinfnews.com - Oknum Kepala Sekolah (Kepsek) SDN 17 Dompu Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu NTB, diduga telah melakukan pungutan liar (Pungli) Bantuan Dana Program Indonesia Pintar (PIP) dan gunakan anggaran Dana Bos menggaji Guru Negeri ASN Tahun 2022.

 

Dugaan pememotongan dana itu dilakukan oknum Kepsek tersebut diketahui dengan cara mengarahkan sejumlah wali murid yang mendapat bantuan agar dapat menyerahkan sebagian uang bantuan PIP yang diambil pada sekolah untuk pembagunan musolah Sekolah setempat.


Baca Juga :diduga asap dan debu limbah cemari


Hal itu di ketahui diungkap oleh beberapa oknum wali murid sekolah melalui Saudari Bil'it Hasan salah satu Ketua Komite Sekolah SDN 17 saat di temui oleh beberapa Awak Media tepat di Kediamannya Desa Dorebara Senin Siang (18/04/22).


Dirinya mengatakan bahwa pihaknya beberapa hari lalu, sempat mendatangi rumah sala satu wali murid yang mendapat bantuan dana PIP dari sekolah setempat, saat itu oknum wali murid pada dirinya mereka bercerita terkait bantuan PIP yang mereka dapatkan tersebut. 


"Pas saya sampai di rumah wali murid tersebut, mereka langsung menanyakan saya, Pak memang ada aturan bahwa bantuan dana PIP itu bisa dipotong, Sayapun kembali bertanya, emang di potong berapa dari jumlah dana bantuan yang kalian terima,"ujarnya.


Pasang Iklan Disini :


Merekapun menjelaskan bahwa dari sejumlah 40 orang yang mendapatkan bantuan dana PIP tersebut, masing-masing menyrahkan uang dengan jumlahnya berfariasi, mulai dari 1.25, 1.50 dan 100 Ribu rupiah.


"Mereka mengceritakan, bahwa Uang yang berikan pada sala satu oknum bendahara itu berfariasi, adanya 100, 150, dan 1. 25 rubuh rupiah, Uang itu digunakan untuk pembangunan Musolah,"ungkap Ketua Komite Sekolah mengutip pernyataan Sala satu wali murid.


Pemotongan bantuan PIP itu dilakukan oleh sekolah setempat, dengan dalil karena adanya kesepakatan yang di buat melalui rapat yang digelar beberapa hari lalu.

FotoSiti Rugaya S.Pd Kepsek SDN 17 dompu 

"Mereka bercerita, kemarin tidak ada rapat, hanya saja wali murid itu di pangil untuk menghadap pihak sekolah, sesampai di sekolah setempat, mereka kemudian di bacakan nama siswa yang menerima dana PIP, kemudian pihak sekolah mengarahkan mereka agar mengumpulkan uang untuk pembangunan masjid sepulang dari Bank,"bebernya. 


Bukan hanya PIP, dirinya juga selaku Ketua Komite sekolah mengaku, bahwa pihaknya juga tidak pernah dilibatkan oleh sekolah terkait hal itu "Saya tidak tau bahwa di sekolah itu ada pengumpulan uang dari sejumlah wali murid yang ada, itu semua saya ketahui dari sejumlah wali murid yang ada,"terangnya. 


Ketua komite Sekolah kembali menjelaskan, dirinya pernah menyampaikan kepada Kepsek bahwa ketika ada hal-hal mengenai bantuan dan persoalan lainya di sekolah "Saya Tolong dilibatkan dan di kabarin, namun oleh pihak kepala sekolah tidak mengindahkannya, terbukti sampai sekarang, itu semua tidak saya ketahui,"imbulnya. 


Baca Juga :desak oknum mis alias qori terduga


Ditempat yang berbeda, Kepala Sekolah SDN 17 Dompu Siti Rugaya S, Pd. yang di temui diruang kerjanya siang Sekitar pukul 11:50 wita, pada sejumlah awak media, ia menganku bahwa beberapa orang wali murid yang mendapatkan bantuan dana PIP memang telah menyerahkan uang kepada pihak sekolah untuk pembangunan musolah sekolah setempat.


"Uang yang kami terima dari wali murid itu berfariasi ada yang 1.50 1.25. dan 100 Ribu rupiah itu adalah berupa sumbangan untuk pembangunan musolah yang ada di sekolah,"terangnya. 


Disinggung bahwa sejumlah uang yang di berikan oleh wali murid itu diduga uang yang sengaja di minta (red potong) dari anggaran dana PIP yang ada. 


"Itu tidak benar, masalah dugaan pemotongan PIP itu, saya ralat, tidak ada kata potong, sebab menurut kami, kata potong itukan ketika uang tersebut diserahkan langsung oleh kami, lalu kami potok, tetapi itu tidak kami lakukan, mereka mengambilnya sendiri dari Bank lewat rekening siswa masing-masing, jadi bagaimana bisa kami potong,"tegasnya Siti Rugaya Kepsek SDN 17.


Untuk diketahui jumlah siswa yang ada rilnya sekarang sebanyak 1.12 orang, (Seratus Dua Belas Orang) sedangkan jumlah siswa yang mendapatkan bantuan dana BOS yaitu, 1.9 (Seratus Sembilan orang) kemudian jumlah siswa yang terima bantuan PIP sebanyak 42 (Empat Puluh Dua Orang siswa). 


"Dari wali murid sebanyak 42 orang yang kami undang itu, yang hadir hanya 32 orang saja, Saat itu pula, kepada semua wali murid kami menyampaikan bahwa bantuan dana PIP itu tidak boleh diambil oleh pihak sekolah, apa lagi melibatkan ketua komite sekolah, sebab bantuan PIP itukan sudah masuk kerekening siswa anak-anak ibu sebagai wali murid, jadi mereka kami persilahkan untuk mengambil langsung di bank sekitar uang tersebut,"jelasnya.


Lanjut Kepsek bercerita, Kemarin ada sala satu wali murid sempat ngomong pada pihaknya, bahwa PIP itu diambil oleh pihak sekolah langsung dari Bank, mereka tinggal nunggu dan menerima di sekolah saja.  


"Mendengar itu, saya langsung mengatakan kepada wali murid tersebut, bahwa pihak sekolah tidak boleh mengambil uang itu, karena kami tidak diperbolehkan mengambilnya.  Bantuan PIP yang di diperuntukan untuk siswa sebanyak 42 orang itu berfariasi masing-masing mendapatkan bantuan dana sebesar 4,20 dan 2,50 ribu rupiah, dan itu harus diambil sendiri oleh wali murid yang ada, kami tidak mau bermasalah dengan angka uang PIP itu,"ungkapnya. 


Lebih lanjut dirinya mengatakan, bahwa beberapa bulan lalu, sekolah mengadakan rapat komite tentang rencana pembangunan musolah sekolah setempat. "Disitu diketahu bahwa Wali murid dan komite bersepakat bahwa mereka mau menyumbang dana masing-masing 100 ribu rupiah untuk pembangunan musolah sekolah, tetapi setelah PIP itu dicaikan, jadi bukan kami yang memotongnya, sekarang aja masi ada beberapa yang belum kasi,"tutur kepsek.


Ditanya soal bukti data apsen kehadiran wali murid saat diundang rapat itu digelar, Pihak kepsekpun menjawab "Itu lah kelemahan kami, tidak ada, karena saat itu kami langsung membacakan nama siswa yang mendapatkan bantuan itu pada sejumlah wali murid yang hadir saat itu,"terang Kepsek. 


Selain itu, benar apa tidak informasih bahwa kapsek diduga telah memberikan gaji pada sejumlah guru ASN yang ada di SDN 17 dengan mengunakan dana Bos sekolah. Mendengar hal itu, didepan sejumlah awak media Kepsek sontak menjawab pertanyaan itu dengan nada tinggi. "Banyak maaf, kenapa larinya ke dana Bos masalah PIP pak,"tegas kepsek.


Baca Juga :berdalil sakit polisi mis terduga kasus


Tegas Kepsek mengatakan, tadi kalian datang dengan menanyakan terkait PIP, kenapa sekarang dana Bosnya lagi yang di tanyakan "ngak bisa pak, saya tidak menjawabnya, karena kita juga punya hak disini,"ngelahnya dengan nada tinggi. 


Kapsek kembali di tanya, tau ngak bahwa di dalam aturan mendagri yang ada, mengatakan bahwa dalam pengunaan anggaran Bos tidak diperbolehkan untuk menggaji guru pagawai negri Sipil (ASN). dan yang diperbolehkan hanya para guru honor saja. Selain itu juga, apakah dana Bos sekolah tidak bisa digunakan untuk pembangunan musolah itu atau bagaimana,  sehinga mengharuskan kepsek diduga  mengarahkan dan memotong anggaran dana bantuan PIP siswa yang ada. 


"Pembagunan musolah itu tidak ada sangkupautnya dengan dana Bos, ini murni dari suadaya kita. dan dari hasil rapat yang kami lakukan, perlu diketahui pembagunan musolah itu adalah program kerja saya selaku kepsek. Dari dua program kerja saya, melalui rapat oleh guru-guru yang ada, menyetujui musolah ini yang di minta langsung oleh semua peserta rapat,"jelasnya. 


Berdasarkan informasih yang didapat, bahwa Kepsek dan sala satu guru Negeri ASN diduga sempat ribut, karena tidak terima gajinya yang diberikan Kepsek bersumber dari dana Bos itu sedikit tidak seperti tahun lalu itu benar apat tidak. 


"Kalo gaji dan honornya Guru Negeri itu tidak benar adanya. cuman kemarin guru ASN itu dapat dari seting klas, seting klas itu mereka punya hak, kalo honor gaji tidak ada karena untuk ASN sendiri tidak ada pos anggarannya. itupun mereka dapat dari Cet klas, Menata taman sekolah, saja, dari pada menggaji tukang lebih baik guru-guru itulah yang berkerja, menurut saya tidak salahkan, jadi semua isu itu tidak benar adanya,"tutupnya (bidiki01).