Foto Situasi Masa Aksi Saat Didepan Kantor DPRD kabupaten Dompu. Dok. Bidikinfnews.com |
Dompu, Bidikinfonews.com - Puluhan ekor ternak diduga mati di jebakan oknum yang tidak bertanggung jawab, yang ada di PT. Usaha Tani Lestari (UTL) dan Hak guna Usaha (HGU) yang ada. Ratusan orang kelompok Ternak sapi Kabupaten Dompu kepung kantor DPRD meminta rekomendasi penertipan lokasi lahan pelepasan yang ada di Doron ncanga.
Dalam Aksi demonstrasi yang dilakukan sala satu anggota kelompok tani mengatakan bahwa sapi miliknya banyak yang mati lantaran diduga lahan yang biasa di lewati oleh ternaknya untuk turun minum sudah di Pagari oleh para oknum yang ada di lokasi lahan sekitar.
Baca Juga:diduga proyek jembatan bermasalah
"Beberapa hari ini ternak miliknya hampir 9 ekor mati karena diduga selain dikenai jebakan yang di pasang juga lokasi lahan yang biasa di lewati oleh ternak kami nurun untuk minum, kini sudah di Pagari oleh oknum yang tidak bertanggung jawab yang ada di lahat sekitar",terang Sahrul.
Lanjut Sahrul mengatakan bahwa kejadian yang menempati dirinya sudah beberapa kali ia laporkan pihak yang berwajib dan pemerintah daerah, namun sampai detik ini tidak ada respon serta reaksi yang bisa mereka harapkan.
Foto Masa Aksi Demonstrasi |
"Kami meminta dan berharap tolong perhatikan nasip kami para ternak ini saat ini, sudah berapa ekor ternak milik kami yang mati akibat ulah serakah oknum yang ada di sekitar lahan pelepasan itu, jangan menguji kesabaran kami, kami bukan tidak bisa bertindak sesuai kehendak kami, namun apa artinya adanya pemerintahan sert aparat itu sendiri,"terangnya.
Psang Ikan Disini:
Senada yang disampaikan oleh Romo selaku pimpinan masa aksi (Korlab). dirinya mengatakan bahwa sudah beberapa kali ia keluhkan terkait banyaknya ternak mereka yang mati kepada beberapa anggota DPRD dan sekda Dompu, tetapi mereka hanya diam dan menutup mata tampa reaksi sedikitpun.
"Kami menduga bahwa 30 anggota DPRD kabupaten Dompu telah bermain mata dengan pemilik perusahan yang ada, dimana itu terjadi karena mereka seolah olah pura pura tidak ketahu apa yang dikeluhkan oleh para petani ternak selama ini,"tegasnya.
Untuk itu pihak mereka meminta kepada pihak 30 Anggota DPRD agar segera mengeluarkan rekomendasi menertipkan lokasi pelepasan ternak milik mereka.
" Jika tuntutan kami tidak dipenuhi, jangan salahkan kami jika maka kami para petani ternak yang ada mengabil sikap yang menurut kami benar, Bukan hanya itu saja, jika kami tidak mendapatkan rekomendasi tersebut, kami akan melakukan baikot jalan yang ada di cabang cakre,"ancamnya.
Aksi yang mereka lakukan dikawal langsung oleh puluhan anggota kepolisian dan Intel TNI tersebut hampir ceos setela beberapa orang masa aksi melepari kantor dan merusaki pagar pintu masuk kantor DPRD setempat, beruntung hal itu terjadi hanya beberapa menit dan dapat diminumalisir oleh mereka yang lainya.
Menanggapi hal tersebut, beberapa orang anggota DPRD kabupaten Dompu pun keluar dan menemui masa aksi yang ada di pintu masuk kantor DPRD Dompu, pada situasi tersebut Ketua komisi ll Moh. Subhan pun menangapi tuntutan mereka dengan meminta pihak sekwan DPRD agar segera di buatkan rekomendasi sesuai tuntunan para petani ternak yang ada.
"Menindaklanjuti surat edaran tersebut, Kami selaku anggota DPRD meminta kepada sekwan agar segera di buatkan surat rekomendasi penertipan lokasi wilaya pelepasan ternak tersebu,"tegasnya Moh. Subhan.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Yatim Gatot, dimana dia mengatakan bahwa selama ini dirinya mengetahui jika lokasi lahan pelepasan ternak itu, di resmikan sejak kepemimpinan Presiden SBY, namun sampai saat ini lahan pelepasan ternak tersebu seolah tiada karena ulah para oknum pemerintah yang mengijinkan perusahan sebut saja PT. Usaha Tani Lestari (UTL) dan Hak guna Usaha (HGU) yang kini menguasai nya.
"Akibat hal itu hingga memicu para ternak milik petani ternak itu banyak yang mati. "Untuk itu saya selaku anggota DPRD kabupaten Dompu dari fraksi partai Demokrat berani bertanggu jawab untuk menertipkan kembali lokasi lahan pelepasan ternak milik mereka, agar hal-hal yang tidak diinginkan bersama tidak terjadi lagi di kemudian hari,"tegas Yatim Gatot.
Hingga kini aksi yang dilakukan oleh ratusan orang petani ternak masih berlangsung . (bidik01).