Foto Kantor Disnakkeswan Kabupaten Dompu NTB |
Dompu NTB, Bidikinfonews.com - Masih terkait dugaan kejahatan yang terjadi di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Dompu, selain soal dugaan pungutan liar (pungli) yang terjadi, kali ini kembali mencuat di permukaan soal dugaan pengadaan langsung ternak dan barang kebutuhan laboratorium tahun 2022/2023 diduga fiktif.
Dugaan yang terjadi yang di lakukan oleh pihak dinas Disnakkeswan itu diketahui fiktif setelah di beberapa tempat lokasi kelompok ternak dan UPTD tingkat kecamatan saat ini, jenis dan bentuk barang pengadaan seperti peralatan laboratorium berupa botol kaca untuk pengambilan sampel darah ternak, alat timbang, obat_obatan maupun ternak itu tidak terlihat dimana tempat dan rupanya.
Baca juga:dugaan pungli di disnakkeswan dompu : adanya dugaan pungli terjadi di pos : klaim pad meningkat perbub dilanggar : dugaan asn di dompu pungli plt kadis
Sementara berdasarkan data pengadaan langsung yang dihimpun media ini melalui laman https://sirup.lkpp.go.id/sirup/ro/penyedia/kldi/N1, disitu terlihat jelas jumlah rincian penggunaan anggaran yang bersumber dari APBD Kabupaten Dompu tahun 2023 di kuras lewat Pengadaan langsung sangat luar biasa besarnya.
Dimana di situ tertuang Disnakkeswan kabupaten Dompu di tahun 2023 melakukan pengadaan langsung beberapa barang jenis kebutuhan baik itu alat laboratorium, Penggemukan ternak dengan jumlah anggaran yang sangat fantastis, namu semu itu sama sekali tidak ada wujudnya nyata yang dapat di lihat.
Pada hal disitu secara rinci pengadaan yang di peruntukan bagi kelompok tani ternak UPTD tingkat kecamatan seperti, alat laboratorium berupa kaca untuk pengambilan sampel darah ternak senilai 300.000.000 juta rupiah alat timbang ternak dan ternak itu sendiri tidak diketahui adanya (red fiktif).
Dari hasil investigasi media ini di lapangan dan dipadukan dengan data yang tertera di laman
https://sirup.lkpp.go.id/sirup/ro/penyedia/kldi/N1, terlihat jelas penganggarannya, Namun anehnya di tingkat lapangan semua itu tidak terlihat.
Pasang iklan Disini:
Hal itu diperkuat oleh sala satu kelompok tani ternak dan petugas lapangan yang tidak mau di sebutkan namanya di temui oleh media ini dilapangan, Minggu (30/04/23) mengatakan bahwa soal dugaan pengadaan langsung itu mereka tidak banyak mengetahuinya, "kami hanya diperintahkan untuk kerja saja, selebihnya kami tidak tau,"terangnya.
Kedua narasumber di tanyai, selain soal dugaan pengadaan fiktif , bagai mana proses pengecekan fisik ternak milik masyarakat dan kelompok ternak yang ada di lapangan.
"Pertama ternak Itu kami lakukan pemeriksaan atau cek fisik nya, lalu kemudian di beri obat melalui suntikan, itu semua di lakukan oleh pihak dokter hewan yang ada, sementara di situ kami hanya ikut membantu memegang ternak dan mencatat jumlah ternak yang di beri obat,"terangnya.
Lanjut media ini menanyakan, kira kira dalam satu tahun itu, berapa kali petugas turun di lapangan melakukan pengecekan fisik dan penyuntikan ternak yang ada. Dan usai petugas lapangan memberikan obat pada ternak itu, berapa biaya yang di pungut per ekornya.
"Nah kalo itu tidak bisa saya jawab karena itu bukan rana saya,"tutupnya.
Sepertinya sengaja ditutupi, rentetan bantuan langsung yang menjadi program kerja Disnakkeswan banyak yang belum diketahui oleh pihak jajarannya di tinggkat bawah, pertanyaannya, jika itu benar terjadi artinya dugaan kejahatan (mansrea red) di dinas setempat sering terjadi.
Sampai berita ini disiarkan pihak pemerintah terkait belum bisa di temui untuk dimintai keterangan terkait adanya dugaan kasus tersebut (bidik01).