Pelaksanaan Proyek "PISEW" Senilai 500 Juta Rupiah, Diduga Tidak Sesui Bestek dan Tampa Papan Informasi

Kategori Berita


.

Pelaksanaan Proyek "PISEW" Senilai 500 Juta Rupiah, Diduga Tidak Sesui Bestek dan Tampa Papan Informasi

4 Jun 2023
Foto Kondisi Galian Proyek Talud (PISEW) Program Kementerian PUPR yang bersumber dari anggaran APBN tahun 2023 di wilayah Desa Matua 

Dompu NTB, Bidikinfonews.com -  Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI Tahun 2023 Senilai 500 Juta Rupiah yang di kerjakan secara swadaya oleh kelompok yang ada di tingkat desa diduga tidak sesui (Bestek RAB) dan tampa papan informasi.



Proyek senilai 500 juta rupiah diketahui bersumber dari anggaran APBN di disalurkan pada kelompok swadaya yang ada untuk peningkatan infrastruktur jalan dan lainya, selain itu juga, Program PISEW ini di ketahui sifatnya interkonektivitas antara dua desa.



Baca juga:diduga rampok anggaran pengadaan pakan



Artinya, program tersebut, skala prioritas agar konektivitas antara satu desa ke desa yang lain. dilaksanakan oleh yang namanya Kelompok Kerja Sama Antardesa (KKAD).



Dua desa yang di maksud yaitu, Desa Matua dan Desa Bakajaya, dari pantauan langsung media ini dilapangan pelaksanaan proyek yang di lakukan diduga tidak sesui prosedur RAB yang ada. Pasalnya kedalaman pengalian Talut terlihat tidak memenuhi standar aturan yang ditentukan.



Seperti misalnya Pengalian Talut yang di lakukan seharusnya 20 cm kedalamannya, namun dilapangan pihak pelaksana beserta anggotanya diduga hanya mengali pada kedalaman 12 dan 18 cm saja. Begitu juga dengan bahan yang digunakan pada pekerjaan tersebut, dimana di dalam aturan di ketahui harus mengunakan batu belah, tetapi dilapangan justrus sebaliknya, dugaan batu gunung dan berkapur digunakan oleh mereka, adanya hal itu tentu pasti berdampak pada kualitas pekerjaan tidak kokoh dan cepat rusak. 

Foto Beberapa Pengurus Kelompok Swadaya dan Kondisi Pekerjaan Talud di Wilayah Desa Bakajaya 

Salah satu pekerja (buruh red) di proyek setempat yang ditemui oleh media ini, Minggu pagi tadi (04/06/23) membenarkan jika kedalaman pengalian itu sekitar 20 cm, diatas tanah timbunan yang ada di jalan sekitar.



"Penggalian Talut dengan kedalaman 20 cm sebenarnya, namun di lokasi dengan kondisi sedikit berbatu dan keras ada juga yang tidak memenuhi 2o cm, itu juga saya liat di beberapa titik, ini saja saya gali masi ada yang di lakukan berbaikan lagi sampai mencapai 20 cm si,  jika tidak, pasti hasil pengalian saya tidak di bayar oleh pelaksananya,"terangnya.



Pasang iklan Disini:



Sementara pelaksanaan proyek berdasarkan peraturan yang ada bahwa sebelum proyek kementrian PUPR RI tersebut di kerjakan tentu pasti harus melalui proses serta tahapan yang ada, antara lain yaitu, pembentukan KKAD melalui musyawarah di tingkat desa, Setelah terbentuknya KKAD, baru diadakan pelatihan di provinsi baru KKAD nya dilatih oleh provinsi, sementara kabupaten hanya event saja.



Selain itu juga, pembangunan infrastruktur itu diserahkan dan disepakati bersama antara pemerintah setempat melalui KKAD. Sementara metode pelaksanaannya melalui sistem swakelola.



Pada pelaksanaan proyek tersebut seperti infrastruktur bisa jalan, saluran irigasi, drainase, bisa juga jembatan dan lainya. Sedangkan dalam perencanaan fisik dan pengawasannya. Peran camat, Kepala Desa dan partisipasi serta kerjasama masyarakat pada pelaksanaannya sangat penting.

Foto satu dari beberapa titik galian yang dilakukan oleh Pihak Kelompok Swadaya setempat 

Adanya hal itu, apakah proses musyawarah, pelatihan dan lainya sudah di lakukan atau tidak....?, Hingga pekerjaan terbaru di laksanakan. Karena kehadiran program ini, diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar kepada masyarakat. Termasuk pelaksanaannya program PISEW jalan umum yang berfungsi untuk menghubungkan kawasan dan/atau potensi kawasan. 



Di tempat yang berbeda, Ketua Pelaksana Proyek PISEW Abdu Latif menjelaskan bahwa program peningkatan jalan seperti talud yang di kerjakan ini ada sekitar 922 meter panjangnya, proyek tersebut bersumber dari kementerian PUPR RI melalui anggaran APBN tahun 2023, senilai 500 Juta rupiah.



"Di desa ini beranggotakan 12 orang, 6 orang dari desa Matua sementara 6 orang lainya dari desa Bakajaya, Pekerjaan pembuatan talud ini dilakukan oleh kelompok swadaya di dua desa sekitar yang di bentuk dalam KKAD,"terangnya.



Disingung sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan, apakah ada proses pelatihan dan lainya di lakukan oleh anggotanya atau tidak, selain itu juga, berapa kedalaman pengalian Talud yang di kerjakan sesui spek yang ada tersebut.



"Untuk itu, kami sebelumnya sudah mengikuti pelatihan, baik di tingkat daerah maupun di tingkat provinsi, di daerah lokasinya di aula kantor camat Woja, sedangkan di Mataram kemarin pelatihan di balai apa itu saya lupa,"bebernya.



Sementara terkait kedalaman pengalian itu sekitar, 20 cm, namun itu semua di lakukan dengan kondisional, tergantung pada lokasi itu sendiri, "Kami akui, untuk kondisi galian talud yang tidak memenuhi 20 cm itu akan kami perbaiki secepatnya, karena batas waktu pekerjaan ini diberikan hanya 4 bulan saja, galian yang ada di pintu masuk itu galian belum di finising si Masi di lakukan perbaikan," Tutupnya.(*)