Foto Muhammad Amin Warga Kecamatan Hu,u Kabupaten Dompu NTB. |
Dompu NTB_Bidikinfonews.com - Diduga tidak adanya kejelasan serta transparansi perekrutan tenaga kerja lokal yang di lakukan oleh pihak tambang PT STM selama ini, Memicu berbagai reaksi masyarakat mempertanyakan kejelasan status juga keberadaan perusahan tambang yang ada di Desa Hu,u Kecamatan Hu,u Kabupaten Dompu NTB saat ini.
Kondisi kian terjadi dan di alami oleh masyarakat sekitar lokasi Desa hu,u sering di keluhkan, dimana perekrutan tenaga kerja yang terjadi dinilai hanya untuk pihak luar dan asing saja. Sementara pihak pribumi atau lokal yang juga memiliki skill serta kemampuan di bidang tambang lainya seolah olah tidak di berikan ruang untuk itu.
Baca juga:kerusakan hutan di dompu mencapai
Kondisi tersebut terjadi diketahui setelah di ungkap oleh Muhammad Amin pada media ini melalui via WhatsApp pribadi Saptu (04/11/23). Pihaknya mengatakan kondisi itu di alami oleh masyarakat sejak pertama di bukanya perusahan tambang PT STM tersebut.
"Kami masyarakat pribumi yang memiliki hak atas tanah tempat tambang PT STM itu berada selama ini menganaktirikan kami, kami tidak diberikan ruang untuk diterima untuk berkerja, hanya karena alasan tidak memiliki skill serta kemampuan, sementara tolak ukur skill juga kemampuan yang di lakukan oleh mereka dalam perekrutan tidak terlihat serta transparan, inikan aneh menurut saya,"ungkapnya.
Tidak hanya itu lanjut Muhammad Amin, sikap pemerintah dan 30 anggota DPRD kabupaten Dompu saat ini seolah tidak mau tau akan nasip para pemuda masyarakat yang ada di wilayah Kecamatan Hu,u sekitar.
"Itu terlihat dan dibuktikan sampai dengan detik ini status keberadaan tambang PT STM belum juga di ketahui kejelasannya, Saya kira Israil saja yang dzolim kepada Umat Islam, tapi PT. STM juga menelantarkan masyarakat kecamatan Hu'u, dibuktikan banyak anak muda mudi yang keluar daerah bahkan jadi TKW dan TKI,.
Itu semua tejadi menurut Muhammad disebabkan PT. STM membuat kebijakan mempersulit masyarakat lokal dalam melamar pekerjaan.
Pasang iklan Disini:
"Semboyan harus punya skill, tapi kenyataannya pun tidak memprioritaskan orang-orang yang memiliki potensi atau skill, itu hanyalah bahasa memperbudak masyarakat kecamatan Hu'u saja menurut saya,".
Muhammad mengatakan, banyak pendatang juga tidak punya skill diajarkan oleh lokal, disekolahkan oleh PT. STM. "Pertanyaannya mengapa lokal tidak diberikan ruang kerja, ruang untuk berpotensi, justru orang asing luar kota, luar propinsi yang banyak bekerja.
Lebih lanjut Muhammad mengungkapkan Pekerjaan yang di lakukan oleh para pihak pendatang itu hanya menghidupkan Mesin saja ko di upah atau di gaji dengan gaji yang sangat besar.
"Orang asing yang kerja gajinya besar 7-8-9 juta lebih kurang hanya kerja menyalakan mesin saja. Lalu apakah masyarakat Kecamatan Hu'u tidak bisa hidupkan mesin....?, ini adalah penjajahan menurut saya, menurut saya, Kata yang tepat untuk mereka USIR PT. STM dari wilayah kita,"beber Muhammad.
Pihaknya selaku pemuda masyarakat Desa Merada Kecamatan Hu'u akan selalu menyuarakan dan membangun kesadaran masyarakat kecamatan hu,u khususnya, agar tersadarkan dan menolak serta mengusir PT. STM dan pihak asing yang merampas juga merampok sumber daya alam mereka saat ini.
Hingga berita ini disiarkan pihak perusahaan tambang PT STM belum bisa di mintai keterangan terkait perihal dugaan tudingan terkait perekrutan tenaga kerja yang terjadi. (*)