Proyek Jembatan Senilai 3,7 Milyar di Sanggar, Diduga Tidak Sesui Spek, Warga Tuding PT Bima Agregat Perkaya Diri

Kategori Berita


.

Proyek Jembatan Senilai 3,7 Milyar di Sanggar, Diduga Tidak Sesui Spek, Warga Tuding PT Bima Agregat Perkaya Diri

30 Des 2023
Foto Proyek Jembatan Diduga Asal Jadi Dok.Bidikinfonews.com

Mataram-NTB_Bidikinfonews.com - Pekerjaan proyek Pembangunan Jembatan yang menghubungkan Desa Kore dan Sandue Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima yang di kerjakan oleh PT. Bima Agregat menuai banyak kritikan pedas dari sejumlah kalangan baik unsur pemuda dan masyarakat setempat



Pasalnya, pengerjaan pembangunan jembatan yang menelan anggaran negara sebesar Rp, 3,7 Milyar yang bersumber dari APBD I tersebut, dinilai buruk dan dikerjakan secara asal-asalan oleh pelaksana proyek, sehingga di khawatirkan akan berdampak buruk terhadap keselamatan pengendara umum dan pejalan kaki yang melakukan perlintasan di atas jembatan itu.



Baca juga:aliansi pengacara jabotabek desak kpk



Mumus Adi Putra Selaku Koordinator Isu KKN BEM PT. MI/A angkat bicara dihadapan media ini, pada jum'at 29/12/23, menyoal tentang buruknya kwalitas pengerjaan jembatan tersebut. 


Mumus mengatakan, Pekerjaan jembatan penghubung itu, harus Nya dikerjakan berdasarkan RAB, sebagaimana yang ditetapkan oleh pemerintah, sehingga dapat memenuhi standar mutu yang ada, bukan asal jadi, kami menduga jika PT Bima Agregat sengaja ingin perkaya diri " kata dia" 


 

Lebih lanjut Mumus menyampaikan, selain buruknya, kualitas pekerjaan, pihak PT. Bima Agregat, juga dinilai melanggar Kontak kerja yang ada,    

Foto Gabungan Beberapa Pemuda juga Kondisi Pekerjaan Proyek Jembatan 

"Berdasarkan hasil penulusuran dan pendalaman yang kami lakukan lewat investigasi, seharusnya pekerjaan jembatan tersebut dikerjakan pada tanggal,15 Juni 2023, namun mulai dikerjakan pada bulan November 2023, dilihat dari penempatan jadwal kerja tidak sesuai," lanjut Mumus".


Nah oleh karena itu, sambung Mumus, Diduga kuat pelaksanaan proyek jembatan tersebut disengaja diperlambat dan pekerjaan pun tidak transparan sehingga pelaksanaan proyek mengerjakan di musim hujan.


"Sesungguhnya pekerjaan tersebut harus melihat dan mempertimbangkan situasi dan kondisi lingkungan setempat, artinya proses pembangunan jembatan sangat merugikan masyarakat, apalagi notabene masyarakat disibukan melakukan aktifitas di ladang atau bertani," tutur pemuda kelahiran sanggar ini.



Pasang iklan Disini:



Mumus meminta semua stakeholder dan Forkopimda Provinsi NTB dan Kabupaten Bima untuk menghentikan pekerjaan jembatan sementara karena menuai masalah dalam proses pekerjaan, pasalnya pelaksanaan proyek akan memicu konflik masyarakat pelaksana proyek bahkan berpotensi konflik horizontal antara masyarakat dengan masyarakat.


"Dinas PUPR provinsi NTB dinilai tutup mata atas pekerjaan proyek jembatan di kecamatan Sanggar belum selesai dan melanggar prosedural dan juga saya mendesak Pj Gubernur NTB segera turun di lapangan untuk melihat langsung pekerjaan sekaligus menghentikan proyek tersebut," Desak Mumus Adi Putra.


Pihak-pihak terkait belum bisa dikonfirmasi, sehingga berita dipublikasikan.(*).