Proyek Restorasi Mangrove Ranger Miliaran Sonk : BKPH Ampang Riwo Diduga Bermasalah dan Tidak Transparan

Kategori Berita


.

Proyek Restorasi Mangrove Ranger Miliaran Sonk : BKPH Ampang Riwo Diduga Bermasalah dan Tidak Transparan

29 Jun 2024
Foto Tim BKPH Ampang Riwo Saat Serah Terima Proyek Restorasi Mangrove Reger dan Kondisi Pekerjaan Penanaman Mangrove Reger saat ini 


Dompu, NTB_Bidikinfonews.com - Diduga Proyek Restorasi Mangrove Ranger Senilai Miliaran Bersumber Dari Bank Dunia di kerjakan juga di kelola oleh pihak Balai Kesatuan Pengelola Hutan (BKPH) Ampang Riwo Kabupaten Dompu NTB bermasalah dan tidak transparan.



Restorasi Mangrove Reger (Proyek red) Mangrove yang diketahui menguras anggaran negara yang cukup besar di lakukan tepat di lokasi Dusun Ncuni Desa Kawangko Kecamatan Manggelewa Kabupaten Dompu NTB dinilai tidak efektif dan juga tidak ada asas manfaat bagi masyarakat yang ada sekitar.



Baca juga:disnakkwan dompu diduga gelapkan 25



Dimana Proyek tersebut diketahui bersumber dari Dana Hiba dari Bank Dunia, tidak di pasangkan papan informasi dan juga di kerjakan tidak sesui spek aturan yang ada dalam pelaksanaannya. 


Hal itu di ketahui setelah di ungkap oleh oknum yang ada di Dinas BKPH Ampang Riwo yang berinisial A di dampingi oleh Ahmad alias Sonk saat mendatangi Kantor Redaksi Media Bidikinfonews.com Saptu (29/06/24). Sekitar pukul 13:45 WITA. 

Foto Para Pelaksana Proyek Restorasi Mangrove Reger Tahun 2024.

Pihaknya mengatakan, jika dugaan pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan  tidak efektif dan transparan, di mana oknum MQ yang ada di BKPH Ampang Riwo selaku pelaksana pekerjaan yang di tunjuk melalui rekomendasi SAHABAT MANGROVE RANGER INDONESIA dinilai tidak layak sebagai memegang kendali dalam pelaksanaan program tersebut, 



"Tolak ukurnya MQ selaku pelaksana proyek penanaman mangrove saat ini, di tahun 2020_2021 lalu ditempat yang sama itu juga pernah di lakukan pekerjaan serupa, tetapi hingga saat ini tidak satupun Mangrove yang di tanami itu tumbuh bahkan sisanya pun tidak ada,"ungkapnya.



Pasang iklan Disini:



Sonk mengatakan,  jika program penanaman mangrove itu di dapatkan melalui anggaran dana hiba pinjaman Bank Dunia senilai USS 400, juta atau sekitar 6,09 triliun dan anggaran dana hiba USS senilai 19 Juta atau sekitar 289,6 Miliar Rupiah di salurkan di beberapa wilayah pesisir tingkat kabupaten dan kota yang ada di Indonesia. 


"Pertanyaan apakah dengan kondisi tersebut oknum MQ masi juga di pake untuk program yang sama, ini kan sedikit lucu menurut saya, atau memang para oknum terkait sengaja,"terang Sonk.

Foto Beberapa tahapan Informasi sumber dan penggunaan serta penyaluran Anggaran Proyek Restorasi Mangrove Reger tahun 2024 yang Bersumber dari Dana Hiba Bank Dunia 

Lanjut dirinya menambahkan, jika pihaknya tidak menginginkan nama  BKPH Ampang Riwo dirusak oleh oknum yang tidak bertanggung dan transparan semacam ini. Kepala Dinas BKPH Ampang Riwo juga dalam hal ini seolah bermain mata dan diindikasikan sengaja bermain dalam pengelolaan anggaran program penanaman mangrove tersebut.


"Kalo saat ini, sepengetahuan mereka ditingkatkan BKPH itu, jika anggaran program penanaman mangrove yang di gunakan oleh pihak oknum MQ terkait di lapangan kurang lebih sekitar 100 Seratus Juta Rupiah total anggaran yang digunakan oleh pihak oknum MQ," Bebernya Sonk. 


Sementara di tempat yang sama A salah satu oknum anggota BPKH Ampang Riwo mengatakan, jika di lihat dari beberapa fisik pekerjaan seperti Guludan terus kemudian bambu yang di gunakan pada Guludan, dan jumlah bibit yang di beli dari wilayah Bima sebanyak 400 pohon Bibit dengan harga per poho nya 20 ribu rupiah, lebih kurang baru Rp 100 Seratus Juta Rupiah.

Foto Salah Satu Anggota BKPH Ampang Riwo dan Pamflet Proyek Restorasi Mangrove Reger 

"Dugaan tersebut sengaja di lakukan oleh pihak terkait, pertama tidak adanya transparansi yang di lakukan oleh oknum MQ, seperti papan informasi tidak di pasang di lokasi pekerjaan yang sedang berlangsung. Kemudian di perkuat juga jika pihak MQ selaku pelaksana pada beberapa anggota BKPH Ampang Riwo mengatakan kalo kegiatan mangrove Ranger tidak ada anggaran.



Lalu kemudian lanjut A, Kenapa ko hari ini tiba-tiba ada harga pasaran bambu yang di beli dengan kisaran harga bervariasi di tiga lokasi yang berbeda Rp 10 (sepuluh ribu rupiah) sampai Rp 15  lima belas rupiah per batang. 



Baca Juga :kerusakan hutan di dompu mencapai



"Tidak hanya itu, para oknum anggota yang di perintahkan untuk kerja oleh MQ pelaksana pekerjaan itu merasa ada yang sedikit kejanggalan dan sedikit lucu cara yang dilakukan oleh Oknum MQ dalam pelaksanaan program tersebut,".



A mengatakan, bahwa mereka yang di kasih borongan oleh pelaksana tersebut dengan harga 250.000 Rp per guludan, sementara dilihat dari anggaran miliaran itu, para anggota yang berkerja menginginkan MQ mengajinya per Guludan itu Secara HOK atau gaji harian, atau paling tidak mereka inginkan per satu Guludan itu di borong sekitar Rp 500 Lima Ratus Ribu rupiah.



"Saya berharap di mana program kerja yang dijalankan adanya transparansi dan kebersamaan tim yang saling membangun kerjasama sama yang baik, bukan justeru sebaliknya memikirkan perut sendiri dan kelompok tertentu semacam ini,"harap A.



Sampai berita ini disiarkan, Kepala dan Oknum MQ Selaku pelaksanaan proyek Mangrove Reger BPKH Ampang Riwo Kabupaten Dompu NTB Belum bisa di temui, Namun pihak media ini akan terus berupaya menemui pihak terkait untuk di mintai keterangan terkait perihal dugaan tersebut. (*).