![]() |
Foto Kondisi Arumi bersama ayah kandungnya saat di rawat karena pembuluh darah Arumi yang rusak. |
Bima,NTB_Bidikinfonews.com - 24 Maret 2025 – Duka mendalam menyelimuti keluarga Arumi. Gadis muda yang sebelumnya aktif dan sehat, kini terbaring lemah dalam kondisi sangat memprihatinkan. Sang ayah, Andika, tak kuasa menyembunyikan kesedihannya saat menceritakan perjuangan anaknya yang harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Menurut Andika, kondisi Arumi saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Infus yang biasanya dipasang di tangan atau kaki, kini tak lagi memungkinkan. Pembuluh darah Arumi yang rusak membuat tim medis harus melakukan prosedur operasi pemasangan infus di bagian dada.
Baca Juga:diduga malpraktek kepala blud puskesmas
“Sekarang infus dipasang di dada, karena tangan dan kaki sudah tidak bisa lagi. Kondisinya sangat lemah,” ujar Andika dengan nada pilu, Kamis (24/03/2025).
Rasa cemas makin membuncah saat keluarga diberi tahu bahwa tangan Arumi harus diamputasi. Rencana amputasi itu awalnya dijadwalkan pada Selasa, 21 Maret 2025. Namun keluarga meminta penundaan, berharap ada perubahan kondisi dalam waktu seminggu.
“Kami mohon waktu ke dokter agar bisa rembuk keluarga dulu. Kalau dalam seminggu tidak ada perubahan, maka demi nyawanya, kami akan setuju amputasi dilakukan,” jelasnya.
Di tengah derita itu, keluarga Arumi justru dibuat terpukul oleh isu yang menyebar di masyarakat. Disebutkan bahwa mereka telah menerima uang sebesar Rp20 juta sebagai kompensasi atau ganti rugi atas kejadian yang menimpa Arumi.
“Yang bikin kami makin hancur itu bukan cuma kondisi Arumi, tapi isu bahwa kami terima uang. Kami tegaskan: tidak pernah sekalipun kami meminta atau menerima uang dari pihak manapun,” tegas Andika.
Pasang iklan di Sini:
Ia menambahkan, yang dibutuhkan keluarga saat ini hanyalah pertanggungjawaban dari UPT Puskesmas Bolo, tempat Arumi pertama kali mendapat penanganan medis. Mereka berharap Arumi bisa sembuh, bukan disudutkan dengan tuduhan yang menyakitkan.
“Bukannya kami didekati dan diberi empati, malah dituduh menerima kompensasi. Kami hanya ingin anak kami dirawat sampai sembuh,” ucapnya dengan suara bergetar.
Sebagai bentuk pencarian keadilan, Andika juga menyampaikan permintaan kepada Bupati Bima untuk menindak tegas pihak-pihak yang diduga lalai dalam penanganan medis terhadap putrinya.
“Harapan kami kepada Bupati Bima, agar UPT Puskesmas Bolo diberi sanksi tegas. Kami menduga ada unsur malpraktik. Kami ingin keadilan untuk Arumi,” tandasnya.
Pernyataan tersebut disampaikan Andika secara langsung saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon WhatsApp oleh media.(tim).